Jumat, 19 September 2008

Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan masalah besar tidak hanya di negara arat tapi juga di Indonesia. Bila tidak diatasi, tekanan darah tinggi akan mengakibatkan jantung bekerja keras hingga pada suatu saat akan terjadi kerusakan yang serius. Pada jantung otot jantung akan menebal (hipertrofi) dan mengakibatkan fungsinya sebagai pompa menjadi terganggu, selanjutnya jantung akan dilatasi dan kemampuan kontraksinya berkurang. Selain pada jantung, tekanan darah tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pembuluh darah pada otak, mata (retinopati) dan/atau ginjal (gagal ginjal). Sebagian besar kasus hipertensi tidak ada terapi definitif, tapi dapat di kontrol dengan pola hidup sehat dan medikasi.

Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko untuk terjadinya serangan jantung (infark miokard akut) gagal jantung dan stroke. Di negara barat, pasien yang mengalami serangan jantung setengahnya mengidap hipertensi dan pasien yang mengalami stroke dua pertiganya juga mengidap hipertensi.

Menurut AHA (American Heart Association) di Amerika, Tekanan darah tinggi ditemukan satu dari setiap tiga orang atau 65 juta orang dan 28% atau 59 juta orang mengidap prehipertensi. Semua orang yang mengidap hipertensi hanya satu pertiganya yang mengetahui keadaannya dan hanya 61% medikasi. Dari penderita yang mendapat mendapat medikasi hanya satu-pertiga mencapai target darah yang optimal/normal. Di Indonesia belum ada data nasional namun, pada studi MONICA 2000 di daerah perkotaan Jakarta dan FKUI 2000-2003 di daerah Lido pedesaan kecamatan Cijeruk memperlihatkan kasus hipertensi derajat II (berdasarkan JNC VII) masing 20,9% dan 16,9%. Hanya sebagian kecil yang menjalani pengobatan masing-masing 13.3% dan 4,2%. Jadi di Indonesia masih sedikit sekali yang menjalani pengobatan.

Pada populasi umum kejadian tekanan darah tinggi tidak terdistribusi secara merata. Hingga usia 55 tahun lebih banyak ditemukan pada pria. Namun setelah terjadi menopause (biasanya setelah usia 50 tahun), tekanan darah pada wanita meningkat terus, hingga usia 75 tahun tekanan darah tinggi lebih banyak ditemukan pada wanita dari pada pria.

Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar diketahui, namun peniliti telah membuktikan bahwa tekanan darah tinggi berhubungan dengan resistensi insulin dan/ atau peningkatan kadar insulin (hiperinsulinemia). Keduanya tekanan darah tinggi dan resistensi insulin merupakan karakteristik dari sindroma metabolik , kelompok abnormalitas yang terdiri dari obesitas, peningkatan trigliserid, dan HDL rendah (kolesterol baik).

Peneliti juga telah mengidentifikasi selusin gen yang mempunyai kontribusi terhadap tekanan darah tinggi. Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.

Apapun penyebabnya, tekanan darah tinggi mempunyai dampak yang besar di masyarakat. Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko mayor untuk serangan jatuh, stroke, dan gagal jantung. AHA melaporkan, 69% dari penderita serangan jantung, 77% dari penderita stroke dan 74% dari penderita gagal jantung mengiap hipertensi.

Hipertensi memang dapat mengakibatkan kejadian dengan konsekwensi yang serius, namun hipertensi dapat di diagnosa dengan mudah dan di kendalikan dengan modifikasi pola hidup sehat dan medikasi. Jadi penting untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara periodik dan bila ternyata menderita hipertensi penting untuk mencari bantuan dan mengikuti penatalaksanaan yang diberikan oleh dokter. Bila hipertensi dibiarkan tanpa pengobatan maka tekanan darahnya akan terus meningkat secara bertahap mengakibatkan beban kerja jantung yang berlebihan. Beban kerja jantung yang berlebihan akan suatu saat mengakibatkan kerusakan serius pada pembuluh darah dan organ seperti jantung, ginjal, mata dan otak.

Pasien hipertensi mempunyai risiko yang meningkat untuk terjadinya :

  • Penyakit jantung (gagal Jantung, kematian mendadak, kardiomiopati) dan aritmia.
  • Stroke
  • Penyakit Jantung koroner
  • Aneurisma Aorta ( kelemahan dinding aorta yang mengakibatkan dilatasi hingga 1,5 kali lebih besar dan berisiko untuk ruptur), sering mengakibatkan kematian mendadak.
  • Gagal Ginjal.
  • Retinopati (penyakit mata yang mengakibatkan kebutaan)
Risiko untuk terjadi satu atau lebih dari kondisi diatas, meningkat sebanding dengan peningkatan tekanan darahnya. Pembagian tekanan darah dilakukan untuk membantu pengertian dokter dan pasiennya mengenai bahaya yang berhubungan dengan hipertensi. Kategori dibawah ini berlaku untuk orang dewasa yang pada saat pemeriksaan tidak minum obat untuk tekanan darah tinggi.
Derajat
Tekanan sistolik ( mmhg)
Tekanan diastolik
Normal *
< 120
dan < 80 mmhg
Prehipertensi**
120 -139
atau 80 -89 mmhg
1
140 - 159
atau 90 -99
2
> 160
atau > 100
Sumber: JNC VII

* batas optimal untuk risiko penyakit kardiovaskuler. Namun tekanan darah yang terlalu rendah (dibawah 90/60) juga dapat mengakibatkan masalah jantung dan membutuhkan bantuan dokter.

** prehipertensi merupakan keadaan dimana tidak memerlukan medikasi namun termasul pada kelompok yang berisiko tinggi untuk menjadi hipertensi , penyakit jantung koroner dan stroke. Individu dengan prehipertensi tidak memerlukan medikasi, tapi dianjurkan untuk melakukan modifikasi hidup sehat yan penting mencegah peningkatan tekanan darahnya. Modifikasi pola hidup sehat adalah penurunan berat badan, diet, olahraga, mengurangi asupan garam, berhenti merokok dan membatasi minum alkohol.

1 Tanggapan untuk “Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)”

  1. Denny Anggoro Prakoso menulis:

    Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronik yang memiliki morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi. Morbiditas (angka kesakitan) terutama timbul ketika pasien merasakan dan menampakkan gejala klinis seperti nyeri kepala (ringan, sedang atau berat), leher terasa kaku, nggliyer (kepala terasa ringan), mudah emosi, dll. Perasaan tersebut akan sangat mengganggu terutama pada pasien yang harus bekerja/memiliki aktifitas yang tinggi. rasa ini juga akan sering muncul/kumat-kumatan karena penyakit darah tinggi merupakan penyakit jangka panjang. Orang yang mengalami hipertensi juga akan mengalami sedikit perasaan depresi, kadang-kadang cemas memikirkan penyakitnya yang pada akhirnya juga akan berefek secara tidak langsung dengan penyakit hipertensi yang dideritanya. Mortalitas yang tinggi karena hipertensi terutama diakibatkan komplikasi yang timbul akibat tidak terkontrolnya tekanan darah. Komplikasi tersebut antara lain yang paling menakutkan adalah stroke. karena stroke sifatnya mendadak, dan bisa mengakibatkan kematian yang mendadak pula. Stroke akibat hipertensi biasanya stroke yang termasuk jenis stroke perdarahan, dimana pembuluh darah yang berada dalam otak pecah akibat tekanan darah tinggi yang kronik mengakibatkan dinding pembuluh darah berubah menjadi kurang lentur sehingga mudah mengalami robek jika terdapat perubahan tekanan darah. komplikasi lain yang timbul antara lain dapat menyebabkan gagal jantung (Decompensasio Cordis) {biasanya dalam pemeriksaan tampak jantung yang membengkak (akibat melawan tekanan darah tinggi pada pmebuluh darah sistemik), kemudian secara klinis timbul bengkak pada kedua kaki (pada tahap awal), sesak nafas, perut membesar (tahap lanjut) }. Gagal ginjal {Ginjal mengalami kerusakan sehingga tidak mampu untuk menyaring darah}, dll. Mengingat akan tingginya morbiditas dan mortalitas dan menimbang tentang perjalan kronis (Jangka panjang) dari penyakit darah tinggi ini maka untuk mengurangi atau mencegah komplikasi maka penderita yang sudah mengalami hipertensi untuk secara rutin dan teratur memeriksakan kondisi tekanan darahnya. Apabila tekanan darah tinggi yang diderita memerlukan pengobatan maka obat yang diminum harus diminum secara teratur sesuai dengan derajat tekanan darahnya. Perubahan gaya hidup yang kurang sehat harus dihindari (merokok) dan pola makan (diet rendah garam) harus selalu dijaga, serta olahraga yang teratur akan bisa menjaga kondisi tekanan darahnya. Harus selalu diingat bahwa hipertensi hampir selalu memerlukan manajemen/pengobatan jangka panjang maka diperlukan kesadaran yang tinggi dari tiap-tiap individu dalam memanage diri untuk mencapai hidup yang optimal (dengan terkontrolnya tekanan darah).

Tidak ada komentar: